Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha Akbar Episode 37 by Meysha Lestari

Sinopsis Jodha Akbar Episode 37 by Meysha Lestari. Jodha sedang di persiapkan oleh para pelayan. Mainawati datang dan menyuruh mereka semua pergi. Sambil membawa peti mungil, mainawati duduk di depna Jodha sambil berkata, "jangan khawatir Jodha, Sando, Riwa dan beberap pelayan yang lain akan ikut menemanimu..." Jodah menyahut cepat, "tidak ada bedanya ibu, karena kau tidak ada di sana untukku. Ayah, Sukanya, Shivani, nenek, kakak-kakak, semua tak satupun dari mereka yang akan ada disana.." Mainawati dengan sedih bertanya, "mengapa kau berkata kami tak akan bersamamu? Kami semua akan selalu ada untukmu, lihat ini...."

Lalu Mainawati membuka peti yang di bawanya. Di dalamnya ada barang-barang badiah dari keluarga. Mainawati menunjukan barang itu satu persatu. Jodha melihat bena-benda itu satu persatu dan teringat kisahnya. Ada gelang dar Sukanya, belati darai kakak-kakaknya, baju masa kecil dari ayahnya dan kulit kerang dari nenek. Setelah semua di pegangnya, Jodha merogoh isi peti yang sudah kosong dan bertanya, "darimu mana ibu??"

Mainawati mengambil cermin dan menyuruh Jodha melihatnya pantulannya, "kau adalah pantulan ku, bagian ndari diriku. Kapanpun kau lihat cermin ini, aku akan selalu ada di sampingmu....." Mainawati berpesan, "saat kau tak bisa tidur, aku tahu kau akan memikirkan nyanyian pengantar tidur ibu. Doa ku akan selalu menyertaimu. Semoag tuhan selalu memberkatimu, anakku.."  Mainawati mengelus rambut Jodha dan berkata kalau seorang ibu biasanya akan memberi saran pada anaknya saat mereka akan pergi ke rumah mertua. 

Tapi dia tak tahu adat istiadat di sana, "jadi aku tak bisa mengatakan apa-apa. Tapi ingtalah pesan ayahmu, bahwa Takdir hanya berpihak pada pemberanu. Jika kau ingin takdir berpihak padamu, kau harus menerima dan menghadapinya. Terima takdirmu seperi teman." Mainawati tak ingin berohong dengan memberi harapan palsu bahwa hidup  Jodha akan mudah di sana, "semua tergantung kau cara menghadapinya. Hidupmu akan penuh rintangan, kau harus menghadapainya. Jika kau jalani tugasmu dengan benar, kau pasti bisa melewati rintangan ini..." lalu ibu dan anak itu berpelukan dan bertangisan.  


Adham Khan sedang mengasah pisau. Dia teringat perlakuan jalal padanya di Malwa malam itu, di mana Jalal telah mempermalukan Adham dengan menodongkan pedang dan menginjak dadanta. Adham bertekd untuk balas dendam karena itu.  Seorang bernama Aslam Khan datang. Adham berkata kalau dia punya pekerjaan untuk Alsam. Aslam bertanya, "siapa yang harus ku bunuh?" Adham menyebut nama Jalal. Aslam kaget, "dia raja, tuan. Bukan prajurit. Akan susah mendekatinya.." Adham menjawab kalau dirinya sudah punya rencana.

Adham membawa Aslam ke tenda jalal. Aslam gentar melihat begitu banyaknya penjaga. Dia tak tak mau membunuh jalal. Adham mengancam akan membunuh anak dan istrinya kalau Aslam menolak. Aslam tak punya pilihan lain. Adham mengalihkan perhatian prajurit sementara Aslam menyelinap ke tenda jalal. Dia melihat seseorang tidur di ranjang berselimut. tanpa memeriksa dulu, Aslam segera mengayunkan pedangnya berkali-kali kearah sosok itu, hingga sesuatu terpental dan menibulkan suara. Aslam kaget. Para parjurit berdatangan dan meringkusnya. Saat prajurit membuka selimut, ternyata di dalamnya hanya ada bantal.

lalu Aslam di bawa menghadap jalal yang sedang berkumpul bersama menteri dan maham. maham kaget melihat Aslam dan bertanya, "siapa dia? mengapa di bawa kemari?" parjurit memberitahu kalau orang itu masuk ke kamar jalal dan menikamnya. Jalal takjub, "jadi benar, ada yang ingin membunuh aku..." Jalal ingat didikan Khan Baba bahwa musuh akan datang mebunuhnya dalam kegelapan. lalu Jalal mencabut pedang dan menodong Aslam, "siapa yang menuruhmu?" Adham bersiap dengan belatinya. begitu Aslam berniat untuk kabur dan berlari kearah Adham, Adham segera menusukan belati ke perutnya. Aslam mati seketika dan rubuh ketanah. 

Jalal menatap Adham dengan bengis. Dengan heran menteri bertanya, "mengapa kau membunuh dia?" Adham menajwab, "aku melakukan apa yang seharusnya di lakukan oleh pengikut setia raja. Jika kubiarkan dia kabur, dia akan coba membunuh yang mulia lagi.." Jalal memarahi menteri yang teledor dan menyuruhnya membayangkan apa yang terjadi kalau sampai raja ada di kamarnya. Jalal menjawab cepat, "tapi aku tidak ada di kamar, Adham. Aku sudah mengira serangan ini, karena itu aku bersiap-siap. kau sudah tahu itu. Walalupun aku ada di kamar, dia tak akan bisa menyakitiku..." Adham terunduk. lalu Jalal berkata kalau andham telah melakukan tugasnya sebagai pengikut setia raja, sekarang giliran para menteri untuk mencari tahu siapa pengkhianat yang ingin dia mati sebelum pernikahan. 

Hari pernikahan tiba. Para pelayan mempersiapkan Jalal dengan di awasi Maham. Maham bertanya apakah mereka sudah boleh memasang sehra? jalal mengangguk. lalu Karangan bunga dan Sehra dipakaikan pada jalal. 
Bagikan :
Back To Top