Sinopsis Jodha Akbar Episode 28 by Meysha Lestari. Raja Bharmal menyuruh orang lain membacakan surat Sharifuddin.
Orang itu membaca sampai habis. Selain berisi ancaman untuk membunuh ke 3
pangeran Amer jika Raja Bharmal menolak untuk menyerah, akhir surat itu juga
berisi pernyataan kalau mereka mengirim pulang kepala calon suami puteri Jodha.
Semua yang mendengarnya terhenyak tak percaya.
Bhagwandas berjongkok untuk mengambil bungkusan kain kuning
dengan tangan gemetar. lalu dengan di bantu menteri lain, Bhagwandas membuka
bungkusan itu. Seketika kengerian dan kesedihan terpampang di wajah mereka.
saking tak kuat menatap kengerian itu, mereka semau memalingkan wajah. Raja
Bharmal menatap ke balkon, kearah Jodha dan keluarganya. Seperti memahami apa
yang sebenarnya terjadi, Jodha terbelalak. Kenangan tentang Suryabhan Singh
terlintas di benaknya. Jodha pingsan seketika.
Jodha terbaring di atas tempat tidur di kelilingi oleh
Mainawati dan anggota keluarga yang lain. Mainawati sadar kalau ramalan Shaguni
bay sedang terjadi. Mainawati ketakutan, dia berusaha menyadarkan Jodha. Begitu
tersadar, Jodha menangis histeris. Mainawati ikut menangis. Nenek menenangkan
Jodha dan memberinya semangat. Kata nenek, "Rajput menghargai pengorbanan orang
yang mereka cintai, kau adalah tuan puteri Amer, Amer dalam bahaya. Tapi kau tak
boleh kehilangan keberanianmu.." Lalu nenek menenangkan para kakak ipar Jodha
yang suaminya jadi tawanan perang. Nenek yakin raja Bharmal akan melindungi
mereka.
Tapi dugaan nenek salah, raja Bharmal tidak berniat memenuhi
tuntutan Sharifuddin agar menyerah sehingga putra-putranya selamat. Raja Bharmal
lebih mendahulukan statusnya sebagai seorang Raja daripada seorang ayah. Dia
rela mengorbankan anak-anaknya demi Amer. Nenek mendengar itu dan tidak
setuju.
Di Harem. Bakshi Bano sedang menanggis, jalal datang
menghiburnya. Kata jalal, "kau adalah adikku, aku tak bisa melihatmu menangis.."
Bakshi Bano menjawab, "kesedihan adalah takdir, tidak memaafkan siapapun,
kakak." Jalal melarang Bakshi bano berkata begitu, "akutak bisa mengubah apa
yang telah terjadi, tapi aku akan berusaha untuk melakukan sesuatu agar kau
tidak menangis lagi.. dan aku bisa melihat senyummu.." Hamida bano, Maham dan
rombongan melihat itu dari luar kamar.
Melihat mereka, Jalal segera keluar untuk mendekati hamida
bano. hamida meminta agar Jalal tidak mengkhawatirkan Bakshi, "8 bukan telah
berlalu sejak kematian Ibrahim. lukanya akan sembuh seiring waktu.." Maham tidak
setuju dengan pendapat Hamida, menurut Maham kesepian bakshi akan betambah
seiring berjalan nya wkatu, mereka harus mencari cara untuk mengembalikan
semangat hidup Bakshi.. Jalal sepertinya setuju dengan saran Maham.
Jodha yang rapuh oleh kesedihan tidak ingin kalau kakak-kakak
iparnya mengalami hal yang sama seperi dirinya, kehilangan orang yang mereka
cintai. Demi itu, Jodha datang menemui Raja Bharmal. raja Bharmal berjanji akan
membalas kematian Suryabhan Singh. Tapi Jodha ta setuju, dia tak ingin balas
dendam, karena konsekuensinya sangat besar. Jodha ingin kakaknya di bebaskan
begitu juga para tentara yang di tawan Mughal. Tapi Raja Bharmal belum ingin
mengaku kalah. Jodha mengingatkan kalau sebenarnya mereka telah kalah, dan untuk
menyelamatkan yang tersisa, dia ingin ayahnya mengaku kalah dan berunding denga
Mughal, "aku tak mau kehilangan kakak-kakak ku. Sekarang satu-satunya pilihan
yang kita punya adalah menerima syarat mereka.." jalal berkata kalau dia telah
kehilangan calon suaminya, dan dia tak bisa melihat kakak iparnya mengalami hal
yang sama.
Raja Bharmal sangat memahami perasaan putrinya. Ia begitu sedih
melihat Jodha menanggung duka yang begitu dalam. Dia mengabulkan permintaan
Jodha dan bergegas pergi. Sepeninggal Bharmal, Jodha menangis
sejadi-jadinya..
Sujamal merasa sangat gelisah dan bersalah kepada Jodha karena
tidak bisa melindungi Suryabhan. Sujamal pun mengingat kenangan-kenangannya
bersama sepupunya tersebut. tiba-tia Sujamal melihat Jodha di hdapannya. Sujamal
segera berlutut di kakinya dan memohon maaf. Jodha menjawab, "kau bukan saja
membuatku salah sangak, tapu juga seluruh rajputana. Prajurit pemberani lebih
memilih mati daripada menyerah Itulah yang di lakukan raja Suryabhan. Tapi kau
malah bekerja sama dengan Mughal. Kau khianati bangsamu hanya untuk tahta,
kenapa kau tega memenggal kepala tunangan adikmu sendiri?.."
Sujamal ingin
memberi penjelasan, tapi Jodha menepis tangan Sujamal dan berkata, "... teman
musuhku adalah musuhku. Jalal adalah musuhku, karena kau temannya, maka kau juga
musuhku!" Sujamal berteriak, Jodha.." Tiab-tiba Jodha lenyap. Sujamal bingung,
ternyata itu hanya khayalannya semata. Sujamal yang berada dalam dilema, kabur
dari tenda Mughal..