Kumpulan SInopsis Jodha Akbar

loading...

Sinopsis Jodha AKbar episode 24 by JodhaLover

Sinopsis Jodha AKbar episode 24 by JodhaLover. Bairam khan akan memulai perjalanannya ke mekkah. Dia akan pergi bersama istrinya, Salima Bgum dan Rahim Khan-e-Khana. Bairam khan berpamitan dan mengembalikan baju zirahnya. Dai memberi salam perpisahan pada hamida bano dan semua orang. Suasana duka menyelimuti perpisahan itu. Maham anga mengintip dari balik pilar. bairam Khan melangkah pergi di ikuti Salima. Jalal datang dengan wajah murung. Di menyodorkan pedangnya pada Bairam untuk menjaga diri, itu adalah pedang pemberian bairam khan padanya dulu. tapi Bairam menolak, "kau lebih membutuhkan pedang ini, ...semoha kau selalu memenangi pertempuran dengan pedang ini...." lalu Khan baba mencium kening Jalal.

Sekali lagi, Jalal memohon pada Bairam khan agar tidak pergi. Tapi bairam khan tetap pada pendiriannya, "...ini adalah keinginan terakhirku. Aku tidak tahu apakah aku akanbisa melakukan perjalanan ke Mekkah dan madinah, tapi akau akan berdoa pada Allah agar kau bisa membuktikan pada semua orang bahwa kau raja yang sanggup memimpin. Aku juga berdoa agar rakyat mencintaimu sebagai raja yang terhebat dalam hidup mereka..." Bairam Khan berkata kalau dai tak takut mati, dia hanya ingin Allah melindungi Jalal. Dan akan berdoa untukmu semoga kau menjadi raja yang agung dalam sejarah dan memimpin dengan baik dan termasyhur.."

Lalu jalal mengucapkan selamat jalan. Bairam khan pun pergi di ikuti Salima dan anaknya di ikuti rangis jalal. Hamida bano mendekatinya. Jalal mengusap airmatanya lalu melangkah pergi. Maham yang ikut menitikkan airmata menyerigai penuh kemenangan.


Di Amer, para wanita berkumpul dengan gembira. Mereka sibuk memilih perhiasan untuk Jodha. Tanggal pernikahan akan segera di tetapkan. Shivani berkata kalau itu kabar buruk, karena setelah tanggal pernikahan di tetapkan, Jodha tak boleh bertemu dengan calon suaminya, sampai upacara perniakhan. Suknaya menyahut, "tak ada yang bisa menghentikan Jodha menemui calon suaminya.." Nenek menyahut, "aku yang akan menghentikannya. AKu akan berjaga di depan kamar jodah.." lalu semua orang tertawa.

Suasan berubah sedih ketika nenek berkata kalau Jodha akan meninggalkan mereka selamanya. Nenek mencium tangan Jodha. Jodha tak bisa menahan tangisnya dan berlari kekamar. Mainawati mengikutinya dan menghiburnya, "jangan menangis, ayo ikut aku..." Mainawati menyuruh jodha duduk, lalu dia duduk di hadapannya, "kau akan segera menjadi Ratu. Apa kau mau mulai kehidupan pernikahanmu dengan menangis?" tangis Jodha semakin keras. Dia memeluk Mainawati erat sambil berkata kalau dia tak ingin pergi kemana-mana.." mainawati menepuk pundaknya dan menenangkannya, "sudah..sudah.."

Jodha bertanya mengapa aturan itu tidak adil, mengapa setelah menikah harus pergi meninggalkan rumah, "aku menghabiskan masa kecilku di rumah ini. Sekarang aku harus meninggalkannya, meninggalkan orang tuaku. Dan mulai hidup bersama suamiku. Mengapa kita punya tradisi ini, ibu?" Mainawati menghapus airmata Jodha, "kau bukan yang pertama menanyakan ini Jodha. Semua gadis menanyakan ini pada ibunya sebelum menikah, "dan jawaban ibunya akan selalu sama.."


Mainawati mengingatkan Jodha apa artinya menjadi seorang puteri, bahwa setiap ibu di berkati jika punya anak perempuan, tapi saat mereka pergi mereka akan bersedih, "aku lega, karena Suryabhan akan ada untukmu.... kau akan mendapatkan cinta yang sama seperti yang kau dapat di rumah ini, sehingga kau tak akan merindukan kehidupanmu di sini. Kau akan melupakan kami dan kami akan menunggu surat darimu dengan penu rindu..." Jodha menyahut, "aku tidak akan menulis surat, aku akan langsung datang kesini untuk menemui kalian semua.." lalu Jophda kembali menangis dan memeluk Mainawati. mainawati menenangkan Jodha.  
Bagikan :
Back To Top